Tuesday, August 4, 2009

Jembatan Kota Tua



Akhir pekan kemarin kuhabiskan buat berkeliling Jakarta dengan rute: Pancoran - Salemba - Jakarta Kota - Depok, naik ancot, busway dan kereta. Ga sekalian bonceng ojek sepeda neng?Maunya sih..

Beberapa waktu yang lalu aku sempat bangga klo ternyata Jakarta punya jembatan subway alias bawah tanah kayak di luar negeri. Itu loh jembatan di depan Stasiun Jakarta Kota yang menghubungkan dengan Museum Bank Indonesia. Wuihh.. keren juga! Tapi itu dulu, pas awal-awal dibangun. Masih bersih, masih tertata, masih fresh lah.. Tapi sekarang, sama seperti banyak fasilitas umum lainnya di Jakarta, keberadaannya kurang terpelihara. Sayang banget investasi seperti itu tidak dirawat, padahal biayanya jauh lebih mahal dibandingkan dengan pembangunan jembatan di atas tanah.

Kotor dan tidak terurus. Kolam air di bagian tengah, dulunya sih air mancur, hanya dibiarkan sekedar hidup. Airnya saja berwarna hijau, hiii... Yang hidup di tempat itu adalah tempat sholat di salah satu bagian. Masih untung ada tempat sholat, dan masih untung juga orang inget sholat pas lagi belanja di Mangga Dua, ya ga bo...! Fasilitas lain kurang dimanfaatkan. Klo mo studi banding (kok kayak istilah anggota DPR gini yawh?) keberadaan jembatan itu bisa dioptimalkan. Jembatan itu bisa digunakan sebagai shopping centre dan dinding sepanjang lorong yang polos itu bisa dibuat colorful dengan mural. Jadi kesannya tidak menyeramkan lagi, apalagi kalau lagi jalan di malam hari. Atau bisa juga digunakan sebagai display. Toh, kan juga sudah disiapkan lampu halogen. Stasiun Jakarta Kota dekat dengan kawasan kota tua dan museum, jadi tidak ada ruginya kalau jembatan itu dimanfaatkan sebagai media informasi dan promosi tourism destination. Orang yang mungkin awalnya cuma pingin shopping tas-tas branded di ITC Mangga Dua jadi tertarik buat mampir ke museum wayang. Setuju ga mpok..? Coba ye klo aja bang Foke baca ni tulisan (ngarep..)

1 comment: