Wednesday, July 29, 2009

Tahmid Shubuh

*a poem)

alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah
untaian tahmid tidak pernah lepas dari mulutnya begitu bangun di pagi hari
sensasi dingin yang sempat menyusup tulang tidak berhasil menyelewengkan pikirannya
alhamdulillah dia masih bisa merasakan dingin
alhamdulillah dia masih bisa merasakan sakit yang selama sekian tahun terakhir selalu menghujamnya
entah sampai kapan Allah mengujinya
namun dia bahagia karena Dia masih ada untuknya
dalam setiap keluhan dan isakan panjang yang hanya ia simpan dalam hatinya

alhamdulillah pagi menyapa tanpa peluru mendesing di kepala
alhamdulillah pagi datang tanpa lapar menendang perutnya karena nasi goreng semalam
alhamdulillan pagi tiba tanpa kekuatiran akan tujuan hidupnya
alhamdulillah iman itu masih dia pegang

pagi menjelma siang
siang menggantikan malam
siklus waktu yang menenggelamkan manusia dalam kesibukan duniawi
bekerja, bekerja dan terus bekerja lagi
alhamdulillah di saat dia ikut terjerumus arus Dia selalu menyadarkannya dalam setiap cukilan peristiwa
tersembunyi tanpa bermaksud tidak kelihatan
hanya manusia yang membedakan dalam setiap cara ia memandang

seperti pagi ini
manusia bergerak bagai mayat tanpa nurani dan pikiran
berpacu melawan waktu dan macetnya jakarta
tapi ada seorang ibu tua dengan gendongan sayur di punggungnya
menanti dengan sabar surutnya arus untuk menyeberang
tapi adakah sepasang mata yang memperhatikan
berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus pasang mata dalam mobil melintas
tapi tak satupun yang memperhatikan
termasuk dia hingga dia menangkap sosok ibunya di tubuh renta perempuan itu

mengapa semuanya harus dibalikkan kepadanya
apakah harga manusia tidak sama
mereka juga makhluk yang punya perasaan
yang perasaan itu bisa padam tergerus kemunafikan dunia
mereka juga makhluk yang punya nurani
yang nurani itu bisa hilang tergantikan tirani
mereka juga makhluk yang punya nyawa
yang nyawa itu kini dihargai dua ratus ribu

pertanyaan itu berputar-putar dalam kepalanya
menambah ketidaktahuannya tentang dunia dan penciptanya
menambah kerinduannya padaNya
cintanya pada maha cinta

No comments:

Post a Comment