Monday, July 20, 2009

Adek buat Kakak

Sabtu adalah saatnya me time alias nyalon. Waktu itu ada adek kecil yang mau potong rambut dianterin mamanya. Imuuut banget, jadi semua ibu-ibu dan mba-mba di situ langsung ngerubuti. Namanya siapa? Umurnya berapa? Udah punya adek belum? Ibunya Aisyah yang gantian jawab, "belum mba, Aisyah masih kecil, ntar kalo udah masuk tk".

Aku jadi teringat pembicaraan setahun yang lalu antara mas dan mba iparku. Mereka menyampaikan kabar gembira kalo Kiky, anak mereka yang pertama, bakal mempunyai adek. Tapi mereka juga cemas, takut kalo Kiky belum siap dengan adanya anak lain, yang berari perhatian dan kasih sayang orang tuanya tidak lagi 100% untuknya. Akan ada orang lain yang akan berbagi mama dan ayah dengannya.

Bagaimana caranya memberi pengertian kepada anak umur 3 tahun bahwa keberadaan adek tidak akan mengubah cinta mama ayahnya. Bahkan kehidupannya akan lebih ceria, karena akan ada teman bermain.

Seringkali ketidaksiapan seorang anak dengan kehadiran adek akan membawa masalah. Anak tersebut cenderung bersikap agresif untuk mencari perhatian orang tua. Orang tua seringkali lalai disibukkan dengan si kecil sehingga melupakan sang kakak. Perubahan sikap kakak bila terus dibiarkan, maka sang kakak dikuatirkan akan tumbuh menjadi anak yang sulit diatur. Kondisi seperti ini sering kita lihat di reality show dari luar seperti 'Super Nany' atau 'Nany 911'. Siapa yang patut disalahkan jika sang kakak tumbuh menjadi troble maker? Sudah tentu orang tuanya. Mereka seharusnya tidak membedakan kasih sayang dan perhatian antara si kecil dengan sang kakak. Mengurus bayi memang tidak gampang. Jadi lebih baik lagi jika sang kakak ikut dilibatkan dalam menjaga si kecil, misalnya diajak main bareng. Tapi pemberian pemahaman kepada sang kakak mengenai kehadiran calon adek harus dilakukan sedini mungkin. Tambahan, untuk kasus kakakku, dia membuat semacam distribusi tugas dengan istrinya. Masalah menyusui sudah tentu menjadi bagian istri, dan hal lainya yang menyangkut si kecil, tapi kalau sang kakak sudah mulai rewel, maka ayah mesti komunikasi dengan sang kakak, bermain bersama atau sekedar menghabiskan waktu bersama.

Tapi justru itu yang paling susah. Bagaimana caranya berkomunikasi dengan balita tentang calon adek. Belum lagi klo tuh anak nanyain gmn caranya bikin adek... Pintar-pintarnya orang tua bagaimana menjelaskan. Kayak lo dah jadi orang tua aja neng... Memasukkan anak ke play group juga merupakan salah satu media untuk menyiapkan sang kakak. Anak diajak untuk belajar berkomunikasi dengan orang lain. Contohnya Kiky, meskipun usianya masih 4 tahun, tapi dia sudah nyambung diajak ngobrol. Dia yang semula selalu minta dibikinin susu hanya oleh mamanya, sekarang dia tidak begitu mempermasalahkan siapa yang bikin. Jika dia mulai susah diatur, maka ayahnya akan turun tangan mengajaknya main mobil-mobilan bersama.

No comments:

Post a Comment