Monday, July 20, 2009

Jomblo = Sukses


Condoleezza Rice dan Dalia Grybauskaite. Apa persamaan keduanya? Mereka adalah wanita sukses yang mematahkan dominasi kepemimpinan laki-laki dunia. Dan keduanya berstatus lajang alias single. Di usia mereka yang 'matang', mereka fine-fine aja dengan status mereka. Kenapa dan bagaimana, kita tidak tahu. Lain lagi dengan Queen Elizabenth 1 atau yang dikenal dengan The Virgin Queen. Sepanjang hidupnya dia tidak menikah selain dengan Inggris. Dia memilih untuk tidak menikah karena memang jomblo adalah suatu pilihan.

Jomblo tidak selalu berarti tidak laku. Siapa sih yang ga mau mendapatkan wanita cantik dan cerdas seperti Dalia? Jomblo tidak juga berarti terlalu picky. Well, awalnya mungkin demikian, tapi akhirnya banyak wanita yang karena faktor usia memutuskan untuk menikah dengan seseorang yang 180 derajat berbeda dengan kriteria semula. Udah ada yang mau aja syukur neng.. daripada jadi perawan tua..

Kenapa wanita seperti Dalia atau Rice memutuskan tidak menikah? Apalagi yang mereka kejar di saat karir, kesuksesan, dan kekayaan tentunya, sudah di tangan? Ada beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama, menikah bukan merupakan prioritas mereka. Mereka mempunyai prioritas lain yang jauh lebih penting dibandingkan dengan membentuk keluarga. Nasib tiga juta penduduk Lithuania lebih penting dibandingkan dengan kebahagiaan sendiri. Dengan begitu mereka bisa lebih fokus pada kerjaan.

Kemungkinan kedua adalah tidak ada waktu. Mereka sudah cukup disibukkan dengan meeting, perjalanan keluar negeri, penandatanganan ini itu, sehingga tidak ada waktu untuk kencan. Lagian pria seperti apa yang berani ngajak keluar ibu presiden...?

Kemungkinan ketiga, mereka mempunyai trauma dengan namanya relationship. Bisa jadi mereka dibesarkan dari keluarga broken home, jadi mereka tidak mau mengulangi pengalaman orang tuanya. Atau dulunya mereka sering dikhianati pasangan. Hal ini yang menyebabkan mereka anti dengan yang namanya pernikahan. Who's know?

Kemungkinan keempat, karena mereka merasa tidak membutuhkan pria dalam hidupnya. Hidupnya sudah content tanpa suami dan anak-anak. Mereka adalah tipe super woman yang bisa melakukan apa-apa sendiri. Dah jadi presiden, pemegang ban hitam karat, kurang apalagi coba?

Sesuai posting sebelumnya, pernikahan mempunyai tanggung jawab dan konsekuensi, diantaranya perasaan untuk saling berbagi, saling menghargai, saling berkorban, saling memahami, dll. Bisa saja wanita seperti mereka sukses dalam pekerjaan, a great leader, organisator handal, tapi untuk urusan suami istri belum tentu. Makanya tidak sedikit jika karier sudah mulai menanjak, mulai muncul masalah dalam rumah tangga dan banyak yang berakhir dengan perceraian. Jadi maksudnya mesti ada yang dikorbankan salah satu gitu jeung? Kalau itu mah.. tergantung orangnya, can he/she keep it balance or not.

Itu adalah kemungkinan beberapa alasan wanita memilih untuk melajang. Bisa juga pilihan itu dibentuk oleh kondisi. Ada stigma bahwa wanita sukses sulit memperoleh jodoh karena pria merasa minder untuk mendekati. Karena merasa kurang berpendidikan lah, gajinya masih di bawah si wanita, karirnya belum seberapa n so on n so on. Pada dasanya setiap wanita ingin menikah, ingin mempunyai pasangan yang dapat menjadi teman sehidup semati. Tidak jarang wanita menargetkan untuk menikah di usia 23, misalnya. Ternyata sekarang sudah 25 tahun, makanya rencana married di-reshcedule pada umur 27 tahun. Menjelang umur 30, tidak ada satupun hubungan yang bertahan. Kini usia sudah kepala tiga, tekanan dan pertanyaan datang dari sana-sini. Hingga akhirnya menjadi kebas dan tahu-tahu sudah hampir kepala empat. Lama-kelamaan keinginan untuk menikah terlupakan dengan sendirian. Jadi perawan tua donk nek...!

No comments:

Post a Comment