Sunday, July 19, 2009

Status [pacar] palsu

Hari minggu kemarin aku melihat kepiawaian Uya menghipnotis salah seorang pengunjung mal dalam acara 'Uya memang Kuya'. Berbeda dengan acar sulap atau magic lainnya yang sering diidentikkan dengan misteri dan serba hitam, dalam acara itu Uya mengemasnya dengan sentuhan humor yang menurutku malah lebih menarik. Bukan bermaksud membandingkan dengan acara sulap lainnya, tapi sepertinya kurang pantes jika pesulap cilik juga memakai kostum yang serba hitam-hitam. Bukankah lebih baik berpenampilan ceria colorful disesuaikan dengan umur mereka?

Tapi bukan itu yang ingin kukomentari. Dalam acara itu, setelah menghipnotis salah seorang pengunjung, yang kurang beruntung waktu itu, Uya lantas memberikan beberapa pertanyaan. Dalam kondisi seperti itu, orang pasti memberi jawaban jujur. Dan dasar Uya usil, dia bertanya yang engga - engga, misalnya apakah dia pernah melihat film biru? Apakah dia pernah membayangkan melakukannya dengan temannya? Apakah dia naksir salah satu temen mainnya? Pokoknya keluarlah semua borok dan rahasianya, ck ck ck... Yang paling ngenes adalah saat cowok itu, yang ternyata sudah punya pacar, ditanya kenapa sudah punya pacar tapi masih suka dengan teman ceweknya itu? Jawabnya 'karena ga kesampean..' Penonton yang ada di lokasi itu langsung komen 'heeeh'. Malang sekali nasibmu mas..

Jawaban itu membuatku berpikir tentang makna suatu hubungan. Kasihan sekali mas itu. Tapi yang paling kasihan adalah pacarnya. Tahukah ceweknya bahwa sebenarnya dia hanya pelampiasan hasrat yang tidak terpenuhi? Mungkin dulunya blum, tapi abis acara itu ditanyangin, orang se-Indonesia raya juga tau.. Jadi apa arti kehadiran cewek itu kalau pikirannya masih ke cewek idaman lain alias CIL. Maksa banget ya? Statusnya sudah jadian dengan cowok lain tapi tetap teringat mantan, dikit-dikit ngebandingin . Apakah pacar hanya sebatas status? Jadi biar difesbuk bisa ditulis klo lagi in relationship dengan si A. Jadi inget lagunya Vidi Aldiano yang Status Palsu. Terpaksa aku mencintai dirimu/ Hanya untuk status palsu/ Setengah hati kujalani cinta/ Karena aku tak suka denganmu... (mulai deh nyanyi...)

Apakah pacaran hanya untuk membuktikan bahwa dia manusia normal? Maksudnya, pacaran dengan lawan jenis untuk mengcover jati dirinya yang sebenernya homoseksual. Atau pacaran biar dibilang anak gaul? Ataukah hanya untuk membuktikan bahwa dia mampu menggaet cewek?

Pacaran bisa diartikan bukti kepemilikan kalau cewek itu adalah punya cowok itu, Jadi jangan coba-coba deketin. Tapi sayangnya pacaran tidak punya bukti tertulis seperti BPKP. Emang disamain ama motor..? Pacaran memang tidak bisa menjamin hubungan yang serius. Mungkin banyak yang beranggapan kalau pacaran hanya untuk having fun, iseng, buat nemenin kemana aja. Tapi tidak bisa disangkal kalau sedikit banyak perasaan ikut terbawa. Klo putus aja.. nangis lima hari lima malam...

Sebelum memutuskan untuk melakoni 'status palsu pacaran', pernahkah mereka memikirkan perasaan orang yang mereka tipu? Bagaimana jika dia berada posisi mereka? Jalan bareng sih iya, tapi hati sepenuhnya milik cewek lain. Justru gw nerima dia karena gak tega, dia ngejar2 gw terus..Mungkin aja ntar lama2 gw juga suka ama dia.. Ada yang bilang kalau perasaan sayang lama kelamaan bisa timbul. Tapi itu hanya satu dari beberapa ratus kasus, jadi tidak bisa digeneralisasikan. Klo gw pacaran ama dia karena dia tajir.. Kalau ini murni kriminalitas, sama sekali tidak bisa ditolerir. Gw terpaksa pacaran ama dia, karena ga ada pilihan lain.. cuma dia yang mau ama gw.. No comment deh!

Jadi mendingan jangan maksain. Terlebih lagi membohongi orang lain. Status pacaran tidak perlu kalau memang dua orang itu sudah sama-sama tahu saling suka dan sayang. Menurutmu?

2 comments:

  1. tulisan yang bagus menurut saya, disni perlu pemahaman dimana orang sudah dewasa lebh bisa mengartikan arti sebuah perasaan tidak harus dengan kesia-siaan yang akhirnya hanya sesaat aja.

    ReplyDelete
  2. thanks (mas apa mba ni?)... mana ada sih yang enak klo cuma pura2, hehehe.. palagi ama perasaan

    ReplyDelete