Tuesday, July 14, 2009

Batas Normal

Baru-baru ini mbah Surip diwawancarai Kompas. Yang menarik tentangnya, diluar orangnya yang eksentrik, adalah pandangannya tentang hidup. Katanya selama ini dia belajar berbuat salah. Kalau belajar berbuat baik saja, tidak susah. Ha ha ha....

Salah dan benar merupakan dikotomi yang mempunyai pembeda. Ngomongin hukum, kita punya alat yang namanya KUHP untuk menindak orang-orang yang berbuat salah. Misalnya maling motor, pemerkosa, penipu, koruptor.. Tapi jeung ya, sudah jelas korupsi itu salah, ada hukumannya, kog masih banyak aja yang ngelakuin.. Ngomongin religi, ehem ehem.. buat mereka yang menyakini, salah benar dijelaskan dalam kitab suci masing-masing. Tapi kalau mau ngomongin salah benar dalam masyarakat, berarti kita ngomongin norma-norma masyarakat. Jadi teringat pelajaran PPKn sewaktu SD dulu..

Salah benar dalam masyarakat tidak ada pakemnya, tergantung tradisi dan kebudayaan setempat. Jadi lain orang Badui lain pula orang Madura. Itu mah.. lain ladang lain rumputnya kalee...

Sama halnya dengan batas kenormalan. Yang dianggap normal oleh komunitas A belum tentu normal bagi komunitas lainnya. Normal bagi orang B, belum tentu normal bagi orang di sekitarnya. Normal belum tentu baik. Normal bisa berbentuk negatif, asalkan ada kompromi dan penerimaan. Clubbing dulu diidentikkan dengan kehidupan malam yang hedon dan maksiat. Tapi saat ini bagi sebagian warga Jakarta, clubbing adalah aktivitas biasa di malam hari.

Kalau begitu siapa yang menentukan batas kenormalan manusia? Masyarakat atau individu? Manusia ga normal tuh sama dengan manusia ga waras neng... Tapi memang manusia bisa gila kalau berdiri menentang batas kenormalan manusia banyakan. Jadi normal adalah bentukan masyarakat.

Selama ini aku mati-matian belajar untuk menjadi normal. Menjadi normal dalam maksud diterima oleh orang lain. Aku tidak mau menjadi seorang freak. Sapa bilang freak, justru elo itu uniq... Tiap orang pingin jadi outstanding, elo malah pingin jadi mereka yang ada di distribusi normal..

Capek kalau terus mendengar masyarakat ngomong ini dan itu yang menurut mereka normal. Udah deh.. be yourself ajah..

Normal itu tidak ada batasnya karena saking banyaknya parameter normal. Dan yang pasti batas nomal dinamis terhadap waktu.

No comments:

Post a Comment